Gunung Papandayan
Papandayan, gunung yang berketinggian
2.665 Mdpl yang terletak di wilayah Garut, Jawa Barat ini bisa di bilang
gunung yang bersahabat bagi para pendaki pemula. Itu karena gunung
tersebut tidak terlalu tinggi dan juga trek jalur pendakiannya yang bersahabat. Aman bagi pendaki pemula.
Tetapi jangan salah, walau terdengar tidak berbahaya, satu - satunya gunung berapi di Kabupaten Cisurupan ini punya suhu yang cukup ekstrim.
Begitu menginjakkan kaki di pintu masuk pendakian, Anda akan disuguhi pemandangan luar biasa dari hamparan batu - batu yang bertebaran dan kawah belerang. Dinding - dinding gunung batu tersebut bahkan bisa membuat Anda terlupa kalau sedang berada di wilayah Indonesia.
Tanpa adanya satu pohon pun yang tumbuh di kawasan kawah belerang ini, tentu saja bisa dibayangkan bagaimana terik Matahari akan begitu saja membakar kulit jika Anda mendaki tanpa menggunakan jaket atau sunblock.
Tetapi, 'bayaran' untuk segala jerih payah dari pendakian pasti lebih dari cukup untuk menghilangkan penat. Kawah baru Papandayan yang biasanya berisi air belerang bisa menjadi spot menarik untuk narsis berfoto - foto. Warna air belerang yang kadang hijau kadang merah bahkan terkadang coklat cukup menarik perhatian mata. Tetapi hati - hati, karena kawah ini masih mengeluarkan asap yang cukup berbahaya, maka sebaiknya membawa dan memakai masker.
Beranjak dari kawah baru Papandayan, adalah tempat perkemahan favorit para pendaki di Papandayan bernama Pondok Salada. Menuju ke sini, hanya perlu waktu tempuh paling lama 4 jam. Itu pun sudah diselingi dengan berfoto - foto, istirahat sejenak, dan menikmati keindahan alam Gunung Papandayan.
Karena trek menuju Pondok Salada sudah dipenuhi dengan pohon, apalagi ketika sudah mencapai persimpangan arah Pondok Salada, Anda harus memanjakan mata Anda untuk berlama - lama melihat hamparan luas hutan dan kawah belerang di bawah mata. Bahkan jalur yang telah Anda lewati untuk menuju posisi tersebut terlihat sangat jauh.
Bunga - bunga Edelweiss yang cantik di Pondok Salada akan segera menyapa Anda dengan lembut dan penuh rasa syukur. Para pendaki biasanya akan menghabiskan malam mereka untuk beristirahat, membuat api unggun, mengobrol, memasak, berfoto - foto, bahkan untuk saling mengunjungi tenda satu sama lain dan berkenalan.
Suhu dingin yang ekstrim dan serasa menusuk tulang baru akan Anda alami di sepertiga malam terakhir. Bisa jadi ketika Anda sedang tertidur pulas didalam tenda dibalik sleeping bag, tiba - tiba Anda terbangun karena kedinginan. Bahkan rasanya lebih buruk dari gunung - gunung tinggi yang lain. Sebagai tambahan, Sensasi dingin tersebut baru akan berakhir ketika Matahari sudah mulai naik.
Itulah ciri khas dari Gunung Papandayan. Perpaduan sensasi dingin yang menusuk tulang di malam hari dan panas terik Matahari ketika Anda melewati area kawah belerang.
Tetapi petualangan belum berakhir! Anda bisa melihat lebih banyak Edelweiss kalau mendaki sedikit menuju Tegal Alun, padang Edelweiss yang sangat luas! Ditambah lagi waktu perjalanan turun gunung, Anda harus melewati hutan mati. Banyak sekali pohon - pohon mati yang gosong bekas letusan terakhir Gunung Papandayan.
Bonus
Anda bisa temukan sumber air panas di belakang warung - warung penduduk di parkiran basecamp. Meskipun tidak terlalu besar, tapi cukup buat menghilangkan pegal - pegal sehabis pendakian.
0 Response to "Gunung Papandayan"
Posting Komentar